Kamis, 22 Oktober 2015

Melihat kembali Indonesia vs malaysia: apakah perlu perang (lagi) atau tidak?


   Kita masih ingat ketika Indonesia dan Malaysia berseteru karena klaim budaya dan kekerasan pada TKI kita, nah ini udah lama banget kejadiannya, tapi bagi yang belum tahu ataupun yang sudah tahu pasti kita ingat kalau Indonesia dan Malaysia bisa berperang kapan saja :o (wow ok...)

    Kenapa bisa terjadi?, untuk singkat saja masih ingat dengan Sipadan dan Ligitan, dimana Malaysia mengklaim 2 pulau di Sumatra, Blok Ambalat dimana kapal perang Malaysia menerobos perbatasan Kalimantan di Ambalat, dan tentunya klaim batik atas Malaysia, dan jangan lupa kasus kekerasan TKI, dan masih banyak kasus lainnya. Masih banyak banyak kasus yang bisa dibahas pada topik ini namun kita tidak membahas kasus Indonesia vs Malaysia tapi kita lihat apakah kita perlu berperang dengan Malaysia?.

   Sebelum itu mari kita lihat mengapa Indonesia bisa berseteru dengan Malaysia, kita lihat balik ke Tahun 1962 terutama dimana pada jaman Sukarno dengan semboyan terkenal yaitu Ganyang Malaysia dan tentunya Operasi Dwikora. Hal yang menyebabkan konflik ini tentunya pembentukan Federasi Malaysia yang dianggap Sukarno presiden pertama RI sebagai Neo kolonialisme dari Inggris. Namun pembentukan Federasi Malaysia ini juga ditolak oleh Brunei Darusalam dan Singapura dan juga termasuk Filipina namun tidak sampai perang hanya memutuskan hubungan diplomatis dengan Malaysia yang awalnya setuju dengan pembentukan Federasi Malaysia. Hal ini juga menyebabkan Indonesia memutuskan keluar dari PBB setelah Malaysia menjadi anggota PBB.

Nah untuk itu langsung kita ke jalan perangnya Operasi Dwikora
Pada 20 Januari 1963Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio mengumumkan bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Pada 12 April, sukarelawan Indonesia (sepertinya pasukan militer tidak resmi) mulai memasuki Sarawak dan Sabah untuk menyebar propaganda dan melaksanakan penyerangan dan sabotase. Tanggal 3 Mei 1964 di sebuah rapat raksasa yang digelar di Jakarta, Presiden Sukarno mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang isinya:
·         Pertinggi ketahanan revolusi Indonesia
·         Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah, untuk menghancurkan Malaysia
Pada 27 Juli, Sukarno mengumumkan bahwa dia akan meng-"ganyang Malaysia". Pada 16 Agustus, pasukan dari Rejimen Askar Melayu DiRaja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan Indonesia.
Meskipun Filipina tidak turut serta dalam perang, mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Federasi Malaysia resmi dibentuk pada 16 September 1963. Brunei menolak bergabung dan Singapura keluar di kemudian hari.
Ketegangan berkembang di kedua belah pihak Selat Malaka. Dua hari kemudian para perusuh membakar kedutaan Britania di Jakarta. Beberapa ratus perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta dan juga rumah diplomat Singapura. Di Malaysia, agen Indonesia ditangkap dan massa menyerang kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur.
Di sepanjang perbatasan di Kalimantan, terjadi peperangan perbatasan. Pasukan Indonesia dan pasukan tidak resminya mencoba menduduki Sarawak dan Sabah, dengan tanpa hasil.
Pada 1964 pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Di bulan Mei dibentuk Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinasi kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga). Kolaga dipimpin oleh Laksdya Udara Omar Dani sebagai Pangkolaga. Kolaga sendiri terdiri dari tiga Komando, yaitu Komando Tempur Satu (Kopurtu) berkedudukan di Sumatera yang terdiri dari 12 Batalyon TNI-AD, termasuk tiga Batalyon Para dan satu batalyon KKO. Komando ini sasaran operasinya Semenanjung Malaya dan dipimpin oleh Brigjen Kemal Idris sebagai Pangkopur-I. Komando Tempur Dua (Kopurda) berkedudukan di BengkayangKalimantan Barat dan terdiri dari 13 Batalyon yang berasal dari unsur KKOAURI, danRPKAD. Komando ini dipimpin Brigjen Soepardjo sebagai Pangkopur-II. Komando ketiga adalah Komando Armada Siaga yang terdiri dari unsur TNI-AL dan juga KKO. Komando ini dilengkapi dengan Brigade Pendarat dan beroperasi di perbatasan Riau dan Kalimantan Timur.
Di bulan Agustus, enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya untuk mempertahankan Malaysia. Tentera Malaysia hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service (SAS). Tercatat sekitar 2000 pasukan Indonesia tewas dan 200 pasukan Inggris/Australia (SAS) juga tewas setelah bertempur di belantara kalimantan (Majalah Angkasa Edisi 2006).
Pada 17 Agustus pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor. Pada 29 Oktober, 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan Resimen Askar Melayu DiRaja dan Selandia Baru dan menumpas juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, MuarJohor.
Ketika PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap, Sukarno menarik Indonesia dari PBB pada tanggal 20 Januari 1965 dan mencoba membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces, Conefo) sebagai alternatif.
Sebagai tandingan Olimpiade, Sukarno bahkan menyelenggarakan GANEFO (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di SenayanJakarta pada 10-22 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di AsiaAfrikaEropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.
Pada Januari 1965Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyak permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 Resimen Kerajaan Australia dan Resimen Australian Special Air Service. Ada sekitar empat belas ribu pasukan Inggris dan Persemakmuran di Australia pada saat itu. Secara resmi, pasukan Inggris dan Australia tidak dapat mengikuti penyerang melalui perbatasan Indonesia. Tetapi, unit seperti Special Air Service, baik Inggris maupun Australia, masuk secara rahasia (lihat Operasi Claret). Australia mengakui penerobosan ini pada 1996.
Pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya. Pada 28 Juni, mereka menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau, Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed Constabulary.
Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia.
sumber:wikipedia
    Pada akhir konfrontasi tahun 1965 dengan adanya peristiwa G 30 S PKI yang mengguncang pemerintahan Sukarno juga pengangkatan Jendral Suharto sebagai Presiden membuat Operasi Dwikora tidak diperhatikan lagi karena kejadian tersebut dan lebih menfokuskan pada perdamaian daripada perang dan pada 28 Mei 1966 pada konferensi Bangkok penyelesaian konflik antara Indonesia dan Malaysia mengumumkan penyelesaian konflik atas Indonesia dan Malaysia pada 11 Agustus 1966 setelah perjanjian perdamaian antara dua negara ditandatangani walaupun faktanya Bapak pendiri bangsa Sukarno keberatan dengan perjanjian perdamaian antara kedua negara.
   Jaman berubah, dari abad 20 berganti menjadi abad ke 21, hubungan Indonesia antara Malaysia semula masih normal dan berjalan dengan baik walaupun terjadi pasang surut antara kedua negara. Namun semua itu berubah ketika Malaysia mengklaim Pulau Sipadan dan Ligitan pada tahun 2002, klaim lagu rasa sayange, masalah klaim blok Ambalat oleh Malaysia, kapal nelayan Malaysia yang melanggar perbatasan negara kita dan tentunya kekerasan terhadap TKI kita. Dan masih banyak lagi kasus - kasus yang membuat kita pasti marah jika kita melihat kembali kasus "serangan" Malaysia.
    Nah jika kita masih ingat pada tahun 2004 kita pasti ribut agar segera berperang melawan Malaysia. Dan tentunya banyak yang ribut tentang hubungan Indonesia dan Malaysia yang memanas di media sosial dan tentunya media massa seperti berita, koran, radio( nggak tahu apa tapi biasanya sih ada ya pas tahun 2004). Dan untuk kita pada sisi militer kita sangat menguntungkan karena militer kita jauh lebih banyak dari pada Malaysia berikut perbandingan Militer Indonesia.

Kekuatan Darat

Merdeka.com - Tank Baja
Indonesia: 400
Malaysia 69

Kendaraan lapis baja
Indonesia: 506
Malaysia: 1.229

Artileri jarak jauh
Indonesia: 62
Malaysia: 22

Peluncur roket
Indonesia: 50
Malaysia: 36

Mortir
Indonesia: 3.350
Malaysia: 1.200

Senjata antitank
Indonesia: 11.000
Malaysia: 329

Kendaraan angkut logistik
Indonesia: 11.100
Malaysia: 13.200

Kekuatan Laut

Merdeka.com - Kapal perang
Indonesia: 150
Malaysia: 55

Kapal selam
Indonesia: 2
Malaysia: 2

Kapal pendarat pasukan
Indonesia: 26
Malaysia: 1

Kapal kelas korvet
Indonesia: 23
Malaysia: 4

Kapal kelas frigat
Indonesia: 6
Malaysia: 4

Kapal dagang
Indonesia: 1.340
Malaysia: 315

Pelabuhan Laut Utama
Indonesia: 9
Malaysia: 5

Kapal Patroli
Indonesia: 70
Malaysia: 25

Kekuatan Udara

Merdeka.com - Kekuatan pesawat udara
Indonesia: 444
Malaysia: 244

Helikopter
Indonesia: 187
Malaysia: 94

Lapangan udara dan airport
Indonesia: 676
Malaysia: 117

Faktor penunjang lain

Merdeka.com - Anggaran pertahanan
Indonesia: USD 5.220.000.000
Malaysia: USD 4.223.000.000

Produksi minyak
Indonesia: 982.900 barel per hari
Malaysia: 603.400 barel per hari

Konsumsi minyak
Indonesia: 1.115.000 barel per hari
Malaysia: 536.000 barel per hari

Cadangan minyak
Indonesia: 3.885.000.000 barel per hari
Malaysia: 5.800.000.000 barel per hari

Luas daratan
Indonesia: 1.904.596 km2
Malaysia: 329.847

Panjang garis pantai
Indonesia: 54.716 km
Malaysia: 4.675 km
    Selain itu ada skenarionya jika akan berperang lagi dengan Malaysia. yang dinamakan Dwikora jilid 2 yang juga merupakan Operasi Dwikora yang dilaksanakan pada tahun 1965 namun mengalami peningkatan yang  pre emtive strike (serangan pendahuluan). Nah inilah bagaimana skenarionya berjalan.
Simulasinya adalah suatu kejadian di sekitar Maret 2015 dengan sebab yang sama, Ambalat. TNI mendahului dengan melakukan sabotase obyek vital di Semenanjung dan Kalimantan melalui pasukan khusus yang menyamar sebagai TKI.

Tak lama kemudian TNI meluncurkan ratusan rudal yang sudah ready for use di Sarawak dan Sabah dan dalam waktu bersamaan dimulailah serangan amphibi gerak cepat menghancurkan kota Tawao dan Kinabalu.

TNI AL pada saat itu sudah memiliki kekuatan 3 divisi Marinir dengan persenjataan lengkap dan pengalaman tempur yang jauh lebih baik dari TLDM baik dari sisi kuantitas dan kualitas.

Dalam 1 pleton Taifib dan Jala Mengkara diluncurkan melalui kapal selam mini untuk hancurkan Scorpene yang sedang berlabuh di pangkalannya di Sabah lewat serangan tak terduga dinihari.

Serangan dan pendaratan pasukan amphibi akan diselesaikan dalam waktu 11 jam yang bergerak dari Sangatta dan Tarakan yang sudah dipersiapkan sebagai basis militer berkekuatan 50 ribu pasukan TNI.

Sebelumnya pantai Tawao dan Kinabalu dihujani bom oleh 8 Sukhoi dan 12 F16. Kemudian pasukan pendukung AD dan persenjataan berat lainnya diturunkan dari puluhan KRI LPD, LST dalam waktu 24 jam berikutnya.

Lalu Munsy Afandi - Gambar kartun Burung Garuda Vs Harimau Malaya - Indonesia Vs MalaysiaDalam waktu bersamaan 1 Divisi TNI AD dengan dukungan ratusan artileri, tank dan rudal yang sudah digelar di Kalimantan Barat memasuki Kuching dalam satu serangan kilat 8 jam.

Karena sudah didahului oleh serangan rudal, maka pusat-pusat combatan, pangkalan udara dan komunikasi Malaysia di Sarawak menjadi lumpuh. Sementara Perairan Natuna sebelumnya juga sudah diblokade oleh 26 KRI untuk memutus logistik laut Semenanjung dan Borneo.

Lalu bagaimana dengan Sumatra ? 
TNI di wilayah ini mengirim pasukan komando ke Semenanjung untuk menyusup dan melakukan sabotase mirip rembesan Lasykar jihad.

Selat Malaka dikawal oleh 34 KRI striking force yang siap menyerang pantai Malaysia. Melalui penyusupan pasukan komando.

Obyek-obyek vital di KL dihancurkan dan mengkondisikan TKI dan warga Indonesia yang ada di Malaysia untuk melakukan serangan sporadis, bom bunuh diri, intelijen, sabotase dan pembakaran

Sehingga menimbulkan kepanikan massif sekalian membalas apa yang telah dilakukan Noordin M Top selama ini.

Model propaganda juga dilakukan dengan melakukan provokasi terhadap etnis China dan India untuk melakukan perlawanan terhadap diskriminasi etnis yang terjadi selama ini dan mempersiapkan Anwar Ibrahim merebut kekuasaan dan mengganti bentuk kerajaan menjadi Republik Malaysia.

Pada hari yang sama 3 brigade Marinir dari Medan dan Aceh lakukan serangan dadakan ke Penang untuk memecah konsentrasi TDM berperang menuju front yang mana.

Karena kebingungan menghadapi 4 front pertempuran sekaligus (Sabah, Sarawak, Natuna dan Penang) membuat TDM kebingungan, panik dan tidak mampu lakukan konsolidasi karena telah terjadi kerusuhan rasial di Semenanjung, Serawak dan Sabah.

Sementara dari Riau ratusan kapal nelayan yang berisi pasukan para militer Indonesia dan sukarelawan merembes dan mendarat secara besar-besaran lalu lakukan sabotase, pembakaran dan mengajak warga Indonesia yang ada di Johor untuk lakukan apa saja untuk membuat huru-hara horizontal sehingga menimbulkan perkelahian massal dan ketakutan yang luar biasa bagi warga Malaysia.

Lalu dimana posisi TNI AU.
Dengan kekuatan pesawat tempur 32 Sukhoi, 40 F16, 36 Hawk, 12 F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano TNI AU tidak melakukan serangan udara ke wilayah Semenanjung karena serangan pre emptive sudah dilakukan melalui rudal-rudal berjarak jangkau 300 km dan mampu melumpuhkan pusat-pusat militer dan komunikasi Malaysia.

Meskipun begitu TNI AU bersiap untuk dog fight dengan TUDM dengan taktik biarkan lawan masuk ke wilayah NKRI baru digebuk dan dihancurkan.

Wilayah Indonesia yang luas ini membuat TUDM tak fokus mau lakukan serangan udara ke area mana apalagi seluruh pangkalan udara di Sarawak dan Sabah telah dihancurkan rudal-rudal Lapan yang menggetarkan itu.

Serangan langsung ke wilayah teritori Malaysia diskenariokan hanya berlangsung selama 7 hari karena Indonesia tidak berambisi ekspansi teritorial.

Setelah melewati waktu itu seluruh PPRC (Pasukan Pemukul Reaksi Cepat) TNI ditarik mundur setelah pengkondisian di dalam negeri Malaysia berjalan mulus yaitu menimbulkan konflik horizontal diantara sesama penduduk Malaysia kemudian mendukung Anwar Ibrahim menjadi presiden Malaysia setelah bentuk kerajaan diganti menjadi republik dan mempercepat pembentukan negara Sabah dan Sarawak di Kalimantan.

Berikut disampaikan peta kekuatan TNI dan cadangan nasional yang dimiliki NKRI, sebuah kekuatan yang tak mampu ditandingi Malaysia, apalagi kalau bicara kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki bangsa ini
Munsy afandi - munsypedia.blogspot.com - un1x projectTNI AD memiliki pasukan tempur 260.000 orang (Kopassus, Kostrad, Kodam). Jumlah pasukan cadangan mencapai 6 juta personil. TNI AD dilengkapi dengan 1.200 Tank, 1.700 Panser, Artileri / Roket 2.200 unit, Rudal 900 unit, Heli Tempur 90 unit. Konsentrasi arsenal TNI AD ada di pulau Kalimantan.

TNI AL memiliki kekuatan 95.000 pasukan termasuk 3 divisi Marinir dengan jumlah armada 196 KRI dari berbagai jenis (Fregat, Korvet, KCR, LPD, LST). Kapal selam yang dimiliki berjumlah 6 unit dan menjadi alat pukul strategis untuk menghancurkan kapal diraja Malaysia yang lewat di selat Malaka, Laut Natuna dan Ambalat. Marinir memiliki 750 tank amphibi dan 820 panser amphibi disamping howitzer, roket dan rudal.

TNI AU memiliki kekuatan pesawat tempur 32 Sukhoi, 40 F16, 36 Hawk, 12 F5E, 16 Yak 130, 16 Super Tucano, 6 pesawat intai strategis, 12 pesawat intai taktis, 40 pesawat angkut berat Hercules, 24 pesawat UAV dan rudal anti serangan udara jarak sedang.*

Nah sekarang dengan skenario perang ini mampukah Malaysia menandingi kekuatan NKRI yang jauh lebih besar dari kekuatan yang dimiliknya, terutama kekuatan nasionalisme dan heroik yang dimiliki seluruh anak bangsa.

Pesan yang ingin disampaikan melalui tulisan ini adalah agar jiran sebelah itu mampu memberikan nuansa bertetangga yang baik, tidak arogan, tidak melecehkan tetangga, saling menghormati dan toleransi.
   Nah sekarang kita sudah lihat seberapa kuat negara kita dan juga bagaimana skenarionya berjalan sekarang kita dari semua yang dibahas diatas, sekarangnya pertanyaan adalah perlukah kita berperang dengan Malaysia?. 
  Jika kita harus berperang dengan Malaysia, maka tentunya harus ada kejelasan alasan mengapa kita harus berperang tentunya karena kalau kita tidak bisa memberikan alasan yang jelas maka yang terjadi tentunya kita bakal dimusuhi oleh banyak negara, belum lagi kerugian yang harus ditanggung setelah perang selesai. Namun secara garis besar adalah mental dan persiapan kita jika mengalami perang dan itu juga berlaku pada tentara kita semua, juga kesiapan alutsista kita.
  Nah kalau kita mau menyerang Malaysia tentunya kita dalam jumlah kuantitas kita memang unggul namun untuk kualitas kita kurang namun karena ada program modernisasi alutsista kita maka perlahan tapi pasti kita sedang meningkatkan kualitas persenjataan kita. Untuk Malaysia walaupun persenjataan Malaysia canggih dalam kualitas namun untuk kuantitas sangatlah terbatas.
  Namun jangan senang dulu, walaupun kita memang unggul dari pada Malaysia dalam persenjataan, Malaysia merupakan anggota Negara Persemakmuran yang tentunya bila Malaysia diserang maka beberapa dari Negara Persemakmuran akan membantu Malaysia terutama dalam Operasi Dwikora pada tahun 1965 lalu membuktikan kalau Australia, Selandia baru, dan Inggris akan membantu Malaysia bila salah satu dari anggota Negara Persemakmuran (termasuk Malaysia) diserang. Untuk Indonesia kita mempunyai sekutu yang jauh lebih besar yaitu Rusia, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya. 
    Dan jika terjadi, maka kita harus bersiap pada efek domino yang dihasilkan yaitu apabila ada satu negara yang diserang maka negara lain akan membantu, yang tentunya bila tidak cepat diselesaikan maka bisa menjadi perang global yang bisa berujung perang nuklir, namun untuk itupun masih spekulasi apa yang akan terjadi jika kita berperang dengan Malaysia untungnya kedua negara tidak mempunyai nuklir seperti negara yang hubungannya sangat panas saat ini yaitu India dan Pakistan. 
   Tapi sebaiknya kita lihat dulu mengapa Malaysia yang kayaknya iri banget ama Indonesia (kemungkinan) karena kita punya lebih banyak budaya dari pada Malaysia dan itulah yang menyebabkan Malaysia mengklaim budaya kita. Ya, mungkin saja karena Malaysia kurang memiliki beragam budaya seperti kita, namun bukannya Malaysia bikin budayanya yang baru buatan diri sendiri malah mengklaim sebagian bagian budaya kita termasuk lagu rasa sayange nusantara kita. Dan itu adalah suatu langkah yang nekat kalau nggak bunuh diri.
   Untuk itu Indonesia maupun Malaysia harus bisa bersikap baik satu sama lain dan saling menghargai satu sama lain. Terutama hindarilah provokasi yang tidak baik dari pihak ketiga yang bertujuan hanya untuk melihat Indonesia dan Malaysia bertempur satu lain atau ingin mengambil keuntungan dari kedua negara, bisa jadikan, nah maka untuk itu sebaiknya kita berhati-hati dan bila kita melakukan kesalahan
    Satu hal lagi, jika kita ingin damai maka kita harus bersiap perang, hindarilah konflik dan perbanyak perdamaian, jangan sampai hubungan kita rusak hanya gara-gara gosip dan provokasi yang nggak jelas dan bohong.

1 komentar:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus